YA ALLAH … PILIHKAN UNTUKKU !

Ibn Athaillah al Sakandari


Sikap mengatur dan menginginkan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah swt. merupakan hijab yang paling kuat menutupi hati dari Sang Pencipta. Karenanya, jiwa ini baru menjadi baik ketika keluar dari pilihan diri sendiri menuju pilihan Tuhan.

Mengatur yang tercela adalah yang mencari dunia untuk dirinya sendiri, bukan untuk Tuhannya, untuk dunianya, bukan untuk akhiratnya, sedangkan mengatur yang terpuji yakni yang mendekatkan hamba kepada Allah swt., sekaligus mengantarkannya menuju ridha-Nya.

Segala puji bagi Allah, satu-satunya pemilik kebenaran, zat yang berhak mengatur, satu-satunya pembuat hukum dan ketentuan. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Dia adalah Raja Diraja. Tidak ada sesuatupun, besar maupun kecil, yang berada di luar kekuasaannya. Tak ada yang menyerupai dalam kesempurnaan sifat-Nya. Kesempurnaan sifat-Nya tak terbayangkan.

Dia Maha Mengetahui, Tak ada sesuatupun dalam diri ini yang luput dari pengetahuan-Nya.

Dia Maha Berilmu. Ilmu-Nya meliputi awal dan akhir segala urusan.

Dia Maha Mendengar. Tak ada yang luput dari pendengaran-Nya, baik yang nyaring maupun yang samar.

Dia Maha Memberi Rejeki, yang terus menerus melimpahi makhluk-Nya dengan makanan.

Dia Maha Tegak, yang mencukupi seluruh makhluk dalam seluruh keadaan mereka.

Dia Maha Pemberi, yang menganugerahi setiap jiwa eksistensi kehidupannya.

Dia Maha Kuasa. Kepada-Nya seluruh manusia kembali setelah kematian mereka.

Dia Maha Menghitung. Dia akan memberikan balasan kepada manusia yang datang membawa amal kebaikan dan keburukannya. Maha Suci Tuhan yang telah memberi kebaikan kepada hamba-hambanya sebelum mereka mewujud. Dia mencukupi rezeki mereka, baik ketika mereka mengakui maupun ketika membangkang. Dia menggenapi seluruh wujud dengan karunia-Nya. Keberadaan-Nya menjaga keberadaan semesta melalui bentangan keabadian-Nya, yang tampak lewat hikmah-Nya di bumi dan lewat kekuasaan-Nya di langit.

Saudaraku, ketahuilah...

Allah telah memasukkanmu ke dalam golongan orang yang mencintai-Nya, menganugerahimu kedekatan kepada-Nya, memberimu minuman para kekasih-Nya, menyelamatkanmu lewat hubungan yang tak terputus dari-Nya, mengaitkanmu dengan para hamba yang terhubung dengan-Nya.

Dengan cahaya-Nya manifestasi-Nya Dia pecahkan kekerasan hati mereka, setelah mereka mengetahui bahwa Dia tak terjangkau mata dan tak terjamah akal. Dia bukakan taman kedekatan ke hati mereka. Dia perlihatkan kepada mereka pengaturan-Nya yang telah berlaku atas mereka sehingga merekapun menyerahkan kendali kepada-Nya. Dia singkapkan kepada mereka kelembutan karunia penciptaan-Nya sehingga mereka tidak menentang dan membangkang.

Mereka pasrah dan bersandar kepada-Nya dalam selaksa perkara karena tahu bahwa seorang hamba tidak bisa mencapai ridha-Nya kecuali dengan sikap ridha dan tidak akan mencapai penghambaan sejati kecuali dengan pasrah pada ketentuan-Nya. Mereka tidak disibukkanoleh segala sesuatu selain Dia ; merekapun tak tersentuh kotoran.

Mereka tunduk pada keagungan-Nya dalam setiap ketentuan yang berlaku ; mereka senantiasa pasrah pada segala hukum-Nya.

Siapapun yang ingin sampai kepada Allah swt. tentu saja harus datang melalui pintu-Nya dan mencapai-Nya lewat keberadaan sebab-sebab-Nya.

Setelah itu jangan pernah berupaya untuk ikut mengatur atau ikut campur dalam pengaturan dan ketentuan-Nya.

(Diambil dari Pendahuluan "Mengapa Harus Berserah" Karya Ibnu Athaillah)



Comments